Senin, 28 November 2011

Kesalahan Cara Pandang Manusia Terhadap Lingkungan di Indonesia

demo template blog and download free blogger template feature like magazine style, ads ready and seo friendly template blog
      Kesalahan cara pandang manusia dengan alam merupakan salah satu aspek penting dri kesalah cara pandang yang sangat berpengaruh terhadap krisis ekologi. Sebagaimana diungkapkan oleh Stephen Sterling dalam Sonny Keraf, “ Kita dengan setia mewujudkan keyakinan Descartes bahwa manusia harus menjadi tuan dan penguasa Alam .”  Manusia adalah penyebab utama dari kerusakan dan pencemaran lingkungan (Keraf, 2002: xiv).
    Krisis lingkungan hidup yang dihadapi manusia modern merupakan akibat langsung dari pengelolaan lingkungan hidup yang “nir-etik”. Artinya, manusia melakukan pengelolaan sumber-sumber alam hampir tanpa peduli pada peran etika. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa krisis ekologis yang dihadapi umat manusia berakar dalam krisis etika atau krisis moral. Umat manusia kurang peduli pada norma-norma kehidupan atau mengganti norma-norma yang seharusnya dengan norma-norma ciptaan dan kepentingannya sendiri. Manusia modern menghadapi alam hampir tanpa menggunakan ‘hati nurani. Alam begitu saja dieksploitasi dan dicemari tanpa merasa bersalah. Akibatnya terjadi penurunan secara drastis kualitas sumber daya alam seperti lenyapnya sebagian spesies dari muka bumi, yang diikuti pula penurunan kualitas alam. Pencemaran dan kerusakan alam pun akhirnya mencuat sebagai masalah yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari manusia. (http://www.sman2-tsm.sch.id/2010/03/etika-lingkungan-materi-dasar-untuk-kls-x-studi-plh/)
Bahkan Fritjoft Capra menganggap paradigma mekanistis cartesial ini sebagai salah satu sebab utama mengapa kita tidak bisa membangun komunitas yang berkelanjutan, komunitas yang ramah lingkungan. Salah satu alasan mengapa kini kita tidak hidup secara berkelanjutan adalah karena masyarakat industri di dominasi oleh pandandangan mekanistis tentang dunia, yang menyebabkan kita memperlakukan lingkungan alam seakan terdiri dari bagian-bagian yang terpisah, untuk di eksploitasi oleh kelompok-kelompok kepentingan yang berbeda. Bahkan menurut Capra dalam Sonny Keraf, cara berfikir mekanistis ini telah membuat kita tercerabut dari alam dan dari sesama manusia yang lain. Kita hidup seakan sebagai bagian yang terpisah dari keseluruhan.
Kematian dan kehidupan haruslah diterima secara seimbang. Hukum alam memungkinkan mahluk saling memangsa diantara semua spesies. Ini menjadi alasan mengapa manusia boleh memakan unsur-unsur  yang ada di alam, seperti binatang maupun tumbuhan. Menurut salah satu tokohnya, John B. Cobb, etika ini mengusahakan keseimbangan antara kepentingan individu dengan kepentingan keseluruhan dalam ekosistem.
     Biosentrisme mengagungkan nilai kehidupan yang ada pada ciptaan, sehingga komunitas moral tidak lagi dapat dibatasi hanya pada ruang lingkup manusia. Mencakup alam sebagai ciptaan sebagai satu kesatuan komunitas hidup (biotic community). (http://tapala.wordpress.com/2011/03/15/teori-etika-lingkungan/)
   
Dalam subsistem dekomposisi, organismE middle atau mesofauna atau mesobentos juga berperan sebagai organism perombak awal bahan tanaman, serasah, dan bahan-bahan organic lainnya (misalnya kayu dan akar) Mesobeos menonsumsi bahan-bahan tersebut dengan cara melumat dan mengunah (ingested) serta mencampurnya denga sisa-sisa aan organic sehingga menjadi fragmen berukran kecil yang siap didekomposisi oleh mikrobia tanah (Handayanto dalam Arief, 1996: 24)

0 komentar:

Posting Komentar

Bottom Right

Popular Posts

Followers

My Biograph

Foto Saya
BOELSHIET
PROBOLINGGO, JAWA TIMUR, Indonesia
Nama Saya: Muhammad Royhanyusron Alamat : Jl. Kh. Wachid Hasyim gang 2 no. 10 TTL : Probolinggo, 4 juli 1995 hoby : Melakukan hal berbau musik dan olahraga
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.

Bottom Left